KAUM intelektual yang lazimnya memegang peranan penting dalam masyarakatnya, telah gagal dalam memainkan peranan yang diharapkan di berbagai masyarakat berkembang. Di satu pihak, berbagai sebab telah menentukan kualitas mereka yang rendah – seperti lingkungan, lembaga pendidikan, dan rasa puas diri yang berlebihan. Di pihak lain, sebagian mereka merasa kecewa dan tidak berguna bagi masyarakatnya, sehingga bersikap pasif atau bahkan meninggalkannya. Lain pula mereka yang disebut kaum intelegensia – orang-orang yang pandai berpikir tetapi bodoh dan lemah secara politis. Dan orang-orang bebal, yang merasa bekerja untuk memajukan masyarakatnya tetapi tidak menggunakan ilmu.
BUKU ini memaparkan sebab-musabab, ciri-ciri, kebutuhan dan peranan yang perlu dimainkan oleh kaum intelektual dalam masyarakat berkembang dengan contoh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, India, Pakistan, Rusia dan berbagai negara berkembang lainnya, dalam perbandingan dengan masyarakat negara maju.